Hanya Persepsi

Ketika kau mengerti hal yang tidak kau mengerti, maka mengertilah. Hal ini tidak untuk selamanya. Hanya seperti ulat yang akan cantik pada waktunya, waktu dimana ulat menjadi kupu-kupu. Indah.

Hanya sekedar menunggu, menunggu itu artinya sementara, kan? seperti hanya memberi kesempatan untuk merubah diri ke arah yang lebih baik. Bermain bersama teman, belajar dengan serius, tanpa buang-buang uang, tanpa buang-buang waktu. Seperti yang kau eluhkan. Akhirnya kukabulkan. Lakukanlah. Sepuasmu, sesukamu.

Terkadang hal menyenangkan tidak lagi menyenangkan. Atau sebaliknya. Kau suka, aku tidak suka. Atau sebaliknya. Aku nyaman, kau tidak nyaman. Atau sebaliknya. Ya, aku manusia. Kau juga, kan? Aku harap iya. Harusnya saling melengkapi, bukan saling membenci. Seharusnya, berarti tidak mesti.

Aku dapat berjalan menyusuri banyak cabang otakku secara bersamaan. Ya aku hebat. Sedangkan kau bisa menyusuri banyak cabang otakmu, namun tidak secara bersamaan. Bukan karena kau tidak hebat. Namun kau lelah, kau belum sanggup. Karena kau ingin semuanya sempurna. Aku tahu itu. Maka lakukanlah hal yang ingin kau lakukan, ya, mungkin yang tidak ingin dilakukan bersama atau denganku.

Terkadang salah paham itu menyenangkan, kan? karenanya kau dapat melakukan hal yang kau suka. Ya, mungkin aku pun. Namun menyenangkannya tidak sebesar rasa menyedihkan. Sedih. Ya, karena berkorban untuk sesuatu yang tidak selalu aku inginkan. Anggaplah hanya membuat semuanya lebih baik.

Sederhana saja, kecewa. Ku pikir aku motivasi bagimu, seperti kau motivasi bagiku. Sejauh ini ya. Sebelum kau menunjukkan bahwa bukan akulah motivasi terpenting untukmu. Kenapa kau tidak bisa menyusuri otakmu secara bersamaan? Jangan lelah, kumohon. Apa benar-benar tidak bisa?

Baiklah, aku tidak memihak pada diriku. Aku ikut lelah. Aku akan tidur. Memberi kesempatan untukmu agar dapat menyusuri otakmu secara bersamaan, agar tidak lagi menempuh tujuan dengan jalan sendiri-sendiri. Kasihan tujuan yang lainnya, terhambat.

Kemudian, nantinya kuharap kau akan bisa menyusuri otakmu lagi secara bersamaan. Kemudian, nantinya kuharap aku akan bisa menyusuri otakku lagi secara bersamaan. Kemudian secara bersamaan otakku dan otakmu tersusuri dengan persepsi diri kita masing-masing. Masing-masing? Ya, setidaknya akan bersamaan tersusuri. Tidak tertinggal lagi.

Aku akan bahagia ketika pengorbanan ini terbalas. Bukan memaksa balasan untukku. Setidaknya kau dapat menjadi kupu-kupu dengan sayap baru nan indah. Kau akan terbang bebas. Tentu dengan wujud terbaikmu. Walau nantinya bukan aku bunga yang menjadi tujuanmu melepas lelah setelah kau terbang dengan sayapmu, wahai kupu-kupu.

Leave a comment